Total Tayangan Halaman

Kamis, 11 November 2010

Ikan Nila Merah



 Morfologi Ikan Nila
            Menurut Khairuman (2003), klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Acanthropterigii
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis sp.
            Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang berasal dari Sungai Nil di Benua Afrika. Secara umum, ikan nila mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Khairuman, 2003).
            Ikan nila memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut ( venteral fin), sirip anus (anal fin), sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Khairuman, 2003).
            Jika dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, ikan nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar dari pada ikan nila betina. Alat kelamin ikan nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagi muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut, perut ikan nila jantan akan mengeluarkan cairan bening. Sementara itu, ikan nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin yang terletak di depan anus. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan nila jantan melebar dan berwarna biru muda. Pada ikan betina, bentuk hidung dan rahang belakangnya agak lancip dan berwarna  kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila jantan berupa garis putus-putus. Sementara itu, pada ikan nila betina, garisnya berlanjut (tidak terputus) dan melingkar (Khairuman, 2003).

Habitat dan Tingkah Laku
            Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau hingga di dataran tinggi yang berair tawar. Habitat hidup ikan nila cukup beragam, dari sungai, waduk, danau, rawa, sawah, kolam, hingga tambak (Khairuman,2003).
            Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14O– 38O C dan dapat memijah secara alami pada suhu 22O-37O C. untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, suhu optimum bagi ikan nila adalah 25O-30O C. Ikan nila akan mengalami kematian pada suhu 6OC atau 42O C (Khairuman,2003).         

Makan dan Kebiasaan Makan
            Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air (http://wikipedia.com/4-05-2010).
            Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ketika ikan ini masih benih, makanan yang disukai ikan nila adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina sp., atau Daphnia sp. Selain itu, juga memangsa alga atau lumut yang menempel pada benda di habitatnya. Ikan nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan nila biasa diberi berbagai makanan tambahan, misalnya pelet (Khairuman, 2003).
Kualitas Air
            Kualitas air untuk budidaya ikan nila harus memenuhi beberapa persyaratan, karena air yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah terserang penyakit (Khairuman, 2003).
a.                   Kandungan Oksigen dan Karbondioksida
Ikan nila termasuk jenis ikan yang tahan dalam kondisi kekurangan oksigen. Bahkan ikan nila bias bertahan hidup beberapa lama di darat tanpa air. Kandungan oksigen yang baik untuk ikan nila minimal 4 mg/liter air dan kandungan karbondioksidanya kurang dari 5 mg/liter air (Khairuman, 2003).
b.         Derajat Keasaman (pH)
            Menurut Khairuman (2003), Derajat keasaman merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Faktor yang mempengaruhi pH adalah konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Derajat keasaman yang baik untuk budidaya ikan nila adalah 5-9.
c.         Suhu
            Keadaan suhu yang optimal untuk ikan nila adalah 25O-28OC. Perubahan  (fluktuasi) suhu yang terlalu tinggi dapat mengganggu kelangsungan hidup nila merah (Djarijah, 1999).

Perkembangbiakkan dan Pertumbuhan
Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800gr dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan nila jantan menjadi agresif saat musim ini (http://ikanmania.wordpress.com/04-05-2010).
            Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organik atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya (Khairuman, 2003).
Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan  yang betina.                    Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan atau monosex (http://ikanmania.wordpress.com/04-05-2010).

Teknik Pembenihan Ikan Nila
            Ikan nila adalah salah satu ikan yang sangat mudah untuk memijah diantara ikan-ikan introduksi lainnya yang kadang sulit untuk memijah. Pembenihan ikan nila bisa dilakukan secara alami (tanpa campur tangan manusia). Namun, teknik pemijahan alami tersebut akan menghasilkan benih dalam jumlah sedikit sehingga untuk ikan nila dianjurkan menggunakan pemijahan intensif secara masal dengan konsekuensi membutuhkan induk dalam jumlah banyak (Khairuman, 2003).
            Pembenihan masal bisa menghasilkan benih yang ukurannya seragam. Proses pemijahan biasanya berlangsung 45 – 50 hari. Padat tebar induk untuk pemijahan adalah 1 ekor/m2 dengan perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3 sampai 1 : 5. artinya, dalam kolam 400 – 600 m2 bisa ditebarkan induk sebanyak 100 ekor jantan dan 300-500 betina (Khairuman,2003).
            Proses pemijahan terjadi setelah hari ketujuh sejak penebaran induk. Ketika pemijahan berlangsung, telur yang dikeluarkan oleh induk betina dibuahi sperma oleh jantan. Selanjutnya, telur yang sudah dibuahi tersebut dierami induk betina di dalam mulutnya. Induk yang sedang mengeram telurnya biasanya tidak makan (Khairuman, 2003).

Seleksi Induk
            Induk yang akan digunakan sebagai penghasil benih ikan nila haruslah diperhatikan kualitasnya. Induk yang kualitas genetisnya kurang baik, jika dipijahkan, akan menghasilkan  keturunan yang jelek dan kuantitas benihnya rendah (Khairuman, 2003).
            Induk yang akan digunakan adalah induk yang siap memijah atau calon induk yang belum siap memijah. Menurut Khairuman (2003), tanda-tanda induk yang berkualitas baik sebagai berikut.
  1. Kondisi sehat
  2. Bentuk badan normal
  3. Sisik besar dan tersusun rapi
  4. Kepala relatife kecil dibandingkan dengan badan
  5. Badan tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
  6. Gerakan lincah
  7. Memiliki respon yang baik terhadap pakan tambahan.
Jumlah induk yang dibutuhkan untuk pembenihan sangat tergantung dari besar kecilnya target produksi yang akan dicapai. Artinya, semakin tinggi target produksi yang akan direncanakan, jumlah induk yang dibutuhkan juga semakin banyak. Ikan nila termasuk jenis ikan yang jumlah telurnya relatife sedikit. Induk ikan nila betina yang sudah matang kelamin (umur 5 -6 bulan) dengan berat 200-250 gram mengandung telur 500-1000 butir (Khairuman, 2003).
            Menurut Khairuman (2003),  masa produktif ikan nila 1,5 – 2 tahun. Jika berumur di atas dua tahun, induk harus segera diganti dengan induk baru. Ciri-ciri induk jantan dan betina yang siap memijah adalah sebagai berikut :
1. Tanda nila jantan yang siap untuk memijah :
Warna badan lebih gelap dari betina, bila waktunya mijah, bagian tepi sirip berwarna merah cerah, sifatnya galak terutama terhadap jantan lainnya. Alat kelamin berupa tonjolan (papila) di belakang lubang anus. Pada tonjolan itu terdapat satu lubang untuk mengeluarkan sperma. Tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh. Bila tiba waktunya memijah, sperma yang berwarna putih dapat dikeluarkan dengan pengurutan perut ikan ke arah belakang. Sisik nila jantan lebih besar dari pada nila betina. Sisik di bawah dagu dan perut berwarna gelap. Sirip punggung dan ekor bergaris yang terputus putus (http://msyaban.wordpress.com/4-05-2010).
2. Tanda nila betina yang siap untuk memijah :
Alat kelaminnya berupa tonjolan di belakang anus. Namun pada tonjolan itu ada 2 lubang. Lubang yang depan untuk mengeluarkan telur, sedang lubang belakang untuk mengeluarkan air seni. Warna tubuh lebih cerah dibanding dengan jantan dan gerakannya lamban. Bila telah mengandung telur yang matang (saat hampir mijah), perutnnya tampak membesar. Namun bila perutnya di urut tidak ada cairan atau telur yang keluar. Sisik di bawah dagu dan perut berwarna putih/cerah. Sirip punggung dan ekor bergaris-garis dan tidak terputus-putus (http://msyaban.wordpress.com/4-05-2010).

Media Pembenihan
            Kolam pemeliharaan bisa berupa kolam tanah atau kolam dari bahan tembok atau beton. Untuk pemeliharaan secara intensif, ikan nila memerlukan kondisi kolam yang baik. Sebelum digunakan, kolam pemijahan dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan meliputi pengeringan kolam selam dua hari, perbaikan pematang, perbaikan kemalir, dan penutupan kebocoran yang mungkin terjadi. Pemupukan menggunakan pupuk organik berupa kotoran ternak sebanyak 50 – 1000 gram/m2. setelah persiapan selesai, kolam diairi setinggi 40-60 cm (Khairuman, 2003).

Pemanenan Larva
            Benih bisa segera dipanen setelah induk melepaskan benih dari dalam mulutnya. Pemanenan ini harus dilakukan pada saat yang tepat (paling lambat dua hari setelah dikeluarkan dari mulut induk). Waktu panen yang ideal dilakukan pada pagi hari ketika kondisi oksigen dalam jumlah banyak. Hal ini ditandai dengan banyaknya larva yang muncul ke permukaan air kolam, terutama di bangian pinggir kolam. Jika pemanenan terlambat dilakukan, larva sudah berpindah kearah tengah kolam sehingga sulit untuk ditangkap (Khairuman, 2003).




2 komentar:

  1. buat agan yg minat sama nila merah super (bangkok) ukuran 200 - 750g/ekor, bisa hubungi saya ! kapasitas 750 - 1ton perhari
    ketebalan daging, kualitas serta daya tahan ikan .. sya jamin
    apabila ikan banyak yg mati atau kualitas ikan saya buruk, maka saya akan kembalikan uang anda 150%
    Phone 081222724891
    Pin 5217ecf5

    BalasHapus
  2. Terimakasih infonya, jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2LQOByC

    BalasHapus